02.51

Bukan Malam Romantis

Tiba - tiba ia mendekatiku, entah apa yang ku pukirkan kini setan pun berbisik di sebelah telinga. Ah, dia yang ku cinta tak akan ku sakiti ia. Tak kan ku tinggalkan ia, Karena Aku ingin dia Seutuhnya Untukku. Puisi kali ini tentang suatu malam dimana sepasang kekasih hanya berdua di tengah malam sunyi nan dingin. Tapi mereka saling menjaga diri, Karena mereka tahu itulah cinta. "Saling menjaga".





Bukan Malam Romantis

Bukan malam yang membuat dingin
Bukan cinta yang menggoda
Hanya rasa yang berbicara
Di dalam hati dan raga

Angin melihat diorama kita
Membelai dengan hangat
Membisikan keinginan kita
Memberikan malam perasaan

Aku tahu kau cinta aku
Kau pn tahu ku sayang mu
Tapi inilah kita
Menjaga nafsu dalam hati

Tak ingin kusakiti mu
Tak akan kulupakanmu
Ku tahu kau begitu
Karena kau cintaku

Tak kan kulakukan
Karena kau hidupku
Ku kan bersama mu seutuhnya
Sampai saat itu...

Saat kita terikat jelas
di mata mereka..

20.39

Kekasih ?

Kali ini, tentang Seseorang yang selalu menjaga hatinya untuk orang yang tidak mencintainya bahkan membiarkan hubungan mereka ke arah yang tak jelas. Anehnya dia tetap menjagai hatinya, walaupun ia tahu bahwa orang yang ia cintai itu tak pernah mempedulikannya. "Waktu" itulah yang ia andaalkan. Pasti orang - orang seperti itu akan berkata " Kelak Pasti ia akan mencintaiku, Semua tinggal menunggu Waktu". 



Kekasih ? 

Aku disini bukan untuk mu
aku disini bukan menunggu
duduk terbisu oleh waktu
tak punya harga diri di mata langit

Apa benar ini kau
Cinta ku yang dulu
kasih ku selalu ?....

Lelah temanku
berdebu keringat aku
untuk slalu disini
di samping cahaya redup

ku jaga cahaya ini
ku dekap udara ini
karena kau bilang begitu

Begitulah katamu
Kata kekasih ku.....?
atau bukan...?

 

19.55

Tahap Penulisan Puisi..

LIMA TAHAP PROSES PENULISAN PUISI
Sumber: www.kapasitor.com & www.duniapuisi.110mb.com

Saya baru saja surfing di Internet, dan menemukan artikel menarik, mungkin ini akan berguna untuk kita semua. Selamat membaca ;

Sampai saat ini, barangkali berjuta puisi telah dituliskan, baik yang dipublikasikan di buku, di koran, di internet, maupun yang masih tetap mengendap di tangan penulis atau bahkan sudah hilang, entah ke mana rimbanya.
Berbagai ragam tema bahasan juga pernah diungkapkan lewat puisi, mulai dari kehidupan sehari-hari, budaya, sains, politik dan tentu saja tentang cinta yang banyak sekali ditemukan, khususnya puisi yang dituliskan oleh kaum remaja.
Tentu, puisi-puisi ini dilahirkan dari berbagai macam proses kelahiran. Sebenarnya, jika dicermati, menurut pengalaman, puisi itu merupakan ungkapan kata bermakna yang dihasilkan dari berbagai macam proses kelahiran masing-masing.
Proses kelahiran ini ada beberapa tahap, antara lain :
1. TAHAP MENGUNGKAPKAN FAKTA DIRI
Puisi pada tahap ini, biasanya lahir berdasarkan observasi pada sekitar diri sendiri, terutama pada faktor fisik. Misalnya pada saat berkaca, akan lahir puisi :
Lelaki ganteng
kau memang ganteng
berkulit legam bukan berarti hitam
berambut ikal bukan berarti
tak bisa diluruskan
bisa, walau tak terlalu lama
2. TAHAP MENGUNGKAPKAN RASA DIRI
Pada tahap ini akan lahir puisi yang mampu mengungkapkan rasa atau perasaan diri sendiri atas obyek yang bersinggungan atau berinteraksi. Perasaan yang terungkap bisa berupa sedih, senang, benci, cinta, patah hati, dan lain-lain, misalnya tatkala melihat meja, akan bisa lahir puisi :
Mejaku sayang
kakimu menghunjam,
luruh rapuh termakan usia,
takmampu kuganti yang baru,
ribuan puisi telah lahir dari dadamu
ku kan selalu sayang pada mu, sahabatku
3. TAHAP MENGUNGKAPKAN FAKTA OBYEK LAIN
Pada tahap ini puisi dilahirkan berdasarkan fakta-fakta di luar diri dan dituliskan begitu saja apa adanya, tanpa tambahan kata bersayap atau metafora, misalnya tatkala melihat meja, kemudian muncul gagasan untuk menulis puisi :
Meja tulis,
kakimu empat,
tanpa kuping tanpa mata.
hanya kayu persegi empat
Tatkala mendengar lagu, akan terlulis puisi :
Nyanyian Rindu,
lagu yang bagus,
suara yang merdu
penyanyinya muda belia
4. TAHAP MENGUNGKAPKAN RASA OBYEK LAIN
Pada tahap ini penulis puisi mencoba berusaha mengungkapkan perasaan suatu obyek, baik perasaan orang lain maupun benda-benda di sekitarnya yang seolah-olah menjelma menjadi manusia. Misalnya tatkala melihat orang muda bersandar di bawah pohon rindang, dapat terlahir puisi seperti di bawah ini.
Semilir Damai
sepoi kantuk memberat
kekar tangan berpeluh kering
ranting menjuntai gembira ria
menghibur yang berdamai santai
mengembara terlena mimpi yang fana
5. TAHAP MENGUNGKAPKAN KEHADIRAN YANG BELUM HADIR
Pada tahap ini puisi sudah merupakan hasil kristalisasi yang sangat mendalam atas segala fakta, rasa dan analisa menuju jangkauan yang bersifat lintas ruang dan waktu, menuju kejadian di masa depan. Mengungkapkan Kehadiran yang belum hadir artinya melalui media puisi, puisi dipandang mampu untuk menyampaikan gagasan dalam menghadirkan yang belum hadir, yaitu sesuatu hal yang pengungkapannya hanya bisa melalui puisi, tidak dengan yang lain. Misalnya cita-cita anak manusia, budaya dan gaya hidup masyarakat di masa depan, dan lain-lain. Salah satu contoh yang menarik adalah lahirnya puisi paling tegas dari para pemuda Indonesia, tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta, atas prakarsa Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI), dalam:
SOEMPAH PEMUDA
PERTAMA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia,
Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia.
KEDOEA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia,
Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia.
KETIGA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia,
Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia.

Begitulah kira-kira bunyi sumpah pemuda kala itu. Saat Sumpah pemuda yang berbentuk puisi ini diikrarkan, bangsa Indonesia masih tersekat-sekat dalam kebanggaan masing-masing suku, ras dan bahasa serta masih dijajah oleh kolonial Belanda. Melalui Puisi Sumpah Pemuda, lambat laun terjadi pencerahan pada seluruh komponen bangsa akan pentingnya persatuan, sehingga jiwa persatuan itu sanggup dihadirkan di dalam setiap individu bangsa Indonesia, meskipun kemerdekaan dan persatuan belum terwujud. Dan menunggu sampai dengan di raihnya kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945.

09.05

Senyum Abadi di Senja hari

Senyum Abadi Di Senja Hari

Pagi ibarat membuka mata
Mata yang melihat matahari
Matahari yang melihat kita
Kita dan mereka

Siang hari ibarat pertempuran
bertempur dengan hidup
Menciptakan petualangan
Petualangan dari penglaman

Hendaknya kita mengerti sebelum malam
Saat dimana semua terdiam
Saat dimana hidup setengah mati
Saat kita mungkin akan mati

Tak ada waktu untuk menyesal 
Tak ada saat dimana kita termenung

Betingkah lah sebaik mungkin
Seindah mungkin, mengindahkan hidup semua
Karena dengan begitu
Hanya dengan saat itu

Saat dimana mentari menghilang
Saat diantara ia....
Pembatas sang siang dan malam
Antara cerah dan kelam

Agar kita bisa tersenyum...
Membuat Senyum abadi
Di Senja hari....

Puisi ini tentang hidup, tentang bagaimana kita menjalani hidup kita. Apakah kita akab berbuat kebaikan di siang hari ( saat muda ) atau kejahatan . Yang semuanya akan menjadi apa yang kita tuai di hari tua kelak ( senja) dan apakah orang masih akan mengingat kita ketika kita mati ( malam hari ). Ingat lah, kebaikan & kejahatan bukan hanya omongan kosong opera sabun tapi pilihan nyata untuk hidup...










08.40

Tentang Rasa ?...

Tentang Rasa

Begitu sunyi hati ini
begitu terasa rasa ini
Rasa yang mengikat
Pada ketakutan

Kini hati hanya sepi
Kini aku hati tak bisa pergi

Terlalu letih untuk melangkah
Terlalu sepi tak berwajah
Mungkin ini yang bisa ku buat
sebuah puisi sepi tentang hati ini

Bukan berarti ku tak mencari
Tapi rasa ini tak mau pergi
Rasa yang indah
Menjadi ukiran abadi di hati ini

Rasa itu adalah kau..
Rasa itu adalah kita
Dulu dan kini....


Puisi kali ini ku buat untuk meneriakkan isi hati ku yang berdebu. Yang penuh dengan sawang hitam laba - laba sunyi. Puisi ini adalah rasa, bagaimana kita mencintai seseorang begitu mencintainya. Sehingga butuh waktu lama untuk melupakannya. Atau malah kita tak pernah lupa padanya. Dan membiarkan rasa cinta itu terpotret indah di sudut paling dalam hati kita. Bukan saat nya kita mengingatnya apabila ia menyakiti kita. Tapi ini adalah anugrah, bagaimana Sang Pencipta memberikan rasa itu pada kita. Rasa itu adalah C I N T A .....


08.16

Semua Suara...

Semua Suara

Ada duka saat terdiam
ada bosan saat temenung
hampa....
kosong itu derita....

Tak ada kata yang punya satu makna
semua mempunyai banyak arti
semua tak punya pembatas
kita terikat...
kita bersama...
karna itulah kita bersatu..
karna suara -suara.
suara kita 
aku...
dan Semua suara...


Aku punya banyak pikiran di sini, di otak ku dan khayal ku. Mungkin di blog ini aku bisa menuangkan semua nya. Semua rasa pada dunia, cinta, persahabatan. Tentang aku, kamu, dia, dan mereka. Pokoknya aku akan berbicara melalui bait -bait sang puisi. Karena aku akan mendengar SEMUA SUARA. ^.^